Rabu, Januari 04, 2012

STILL......

Sekarang aku udah tau dengan pasti alasan kenapa aku jadi suka ber-summer fling-ria. Semua dilakukan untuk mengisi zona kosong yang ada di sini, jauh di dasar hati. Hanya sementara, tak pernah bermaksud untuk benar-benar mengisi zona kosong tersebut dengan serpihan hati yang baru. Aku hanya ingin serpihan hati yang lama. Serpihan hati yang seharusnya. Tapi, akankah serpihan hati tersebut merekat kembali ke tempatnya semula, seperti benang-benang fibrin penyembuh lara jiwa? Menyembuhkan, menghentikan pendarahan, dan menutup luka yang ada.

Namun, kadang kala luka ini pun tidak mau diajak berkompromi, apalagi berkooperasi. Menggilas organ lain yang ada di seluruh tubuh dan membuatnya menjadi jauh lebih menyakitkan. Kalau sudah begitu, segalanya terasa semakin sesak. Semakin menghancurkan. Membuatku tak tahu harus bagaimana menghadapi kesesakan yang ada. Tapi, rasa sakit itu melarang tegas diriku untuk membuka lebar-lebar jendela dan membiarkan orang lain melihat apa yang ada dengan mata telanjang. Sejelas-jelasnya. Hanya dapat menyangkal, berusaha berdiri tegak dengan sisa-sisa kekuatan yang ada. Menutup kehancuran diri sendiri, dan menghiraukan uluran tangan yang ada.

Di sinilah aku. Beginilah keadaanku. Berusaha meresapi setiap hal yang terjadi. Mengecap setiap rasa yang datang menghampiri tanpa peduli betapa pahitnya rasa tersebut. Memang cuma bisa seperti ini. Karena aku pernah diminta untuk pergi, meskipun dengan cara yang tak langsung. Karena aku pernah disakiti.
Disebut apa keadaan ini? Saat seluruh keberanian benar-benar menguap. Hingga hal-hal paling kecil dan remeh sekali pun terasa membahagiakan dan patut disyukuri. Bisa melihat dia dari jauh pun sudah senang. Melihatnya lewat, meskipun cuma sekian detik, juga sudah membahagiakan. Mendengar suaranya, meskipun jauh dan samar, sudah sangat melegakan. Mengetahui keadaannya dari orang lain pun cukup meredakan gejolak yang ada di hati. Semuanya sanggup memupus sedikit rasa kangen dan melambungkan sedikit harapan. Meskipun hanya sedikit.


Betapa rumitnya rasa
Bagaikan pedang bermata dua

Membuatmu senang
Menjadi bersemangat
Melambungkan harapan
Menimbulkan hasrat ingin mencintai

Tapi, di sisi lain
Ia membuatmu sedih
Menjadi letih
Menghempas harapan
Menimbulkan hasrat ingin membenci


Namun, aku sama sekali tak memiliki penyangga hati yang telah terluka ini. Aku tak punya apa-apa. Hanya ada kenangan. Hanya kenangan yang tersimpan rapi dalam kotak pikiran yang dapat digunakan untuk mendekatkan diri kepadanya. Seperti film yang selalu siap untuk diputar kembali di dalam bioskop pribadi, hanya untuk mengenang dan kembali mensyukuri apa yang pernah terjadi. Tetap seperti Fani, yang hatinya menghangat. Merasa menjadi dekat, walaupun cuma sepihak. Cuma ada dan terasa di sini. Di dalam diriku sendiri. Biar. Tidak apa-apa. Begini pun sudah cukup membahagiakan. Tapi, sampai kapan sebuah kenangan dapat tetap utuh tanpa terkikis oleh degradasi ingatan?

Hanya harapan semu yang membuatku tetap hidup. Tetap menjalani hari. Walaupun tidak bisa bertahan saat ruang yang kosong tersebut sudah terekspos jelas oleh diri sendiri karena tidak ada yang dapat menutupi sementara. Namun, banyak hal yang membuat dia tetap hidup dalam hatiku. Rasa sayang dan kasih yang kumiliki untuknya. Walaupun mungkin tertolak. Walaupun mungkin dia sama sekali tidak membutuhkannya. Tapi ini tetap menjadi dopping untukku hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas kunjungannya...
mohon tinggalkan komentar ya....